.
Assalamualaikum wr.wb.
Saya Abdul Rokhim, Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Tahun 2024 Kabupaten Brebes. Pada kesempatan ini saya akan menyajikan jurnal refleksi dwi mingguan saya dalam mengikuti program pendidikan Guru Penggerak.
Model jurnal yang saya gunakan disini adalah Model DEAL (Description, Examination, and Articulation of Learning) yang dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Sedikit penjelasan mengenai jurnal model DEAL yaitu:
- Description: berisi tentang deskripsi/gambaran pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana);
- Examination: berisi analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya;
- Articulation of Learning: berisi mengenai penjelasan tentang hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang.
Baiklah, berikut ini adalah jurnal refleksi dwi mingguan saya yang dikemas dengan menggunakan model DEAL tersebut.
1. Description
Serangkaian kegiatan Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 Tahun 2024 Kabupaten Brebes tengah berlangsung. Pada tanggal 5 Mei 2024, saya mengikuti kegiatan lokakarya 1 bertempat di SMA Negeri 2 Brebes. Kegiatan Lokakarya ini dipandu oleh 3 Pengajar Praktik yang diantaranya adalah Ibu Eri Yulianti dengen peserta sebanyak 18 Calon Guru Penggerak dari masing-masing Pengajar Praktik. Kegiatan ini dimulai dengan permainan kelompok untuk melatih kekompakan dan kepemimpinan. Permainan ini melibatkan tiga anggota pada setiap kelompoknya, di mana dua anggota di depan matanya ditutup dan diarahkan oleh anggota ketiga tanpa bersuara. Meskipun komunikasi dalam permainan ini tanpa suara, kegiatan ini berhasil meningkatkan semangat dan kerja sama tim.
Selanjutnya, kami belajar tentang Komunitas Belajar/Komunitas Praktisi. Saya mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang telah diikuti, serta mengevaluasi peran dan manfaatnya bagi pengembangan profesional saya dan anggota komunitas yang lainnya. Pada sesi ini, saya belajar tentang cara merintis, menumbuhkan, dan merawat keberlanjutan komunitas praktisi supaya bisa mengaktifkan dan memanfaatkan komunitas praktisi dengan baik dan efektif.
Kemudian pada tanggal 8 Mei 2024, kegiatan Elaborasi Pemahaman dilaksanakan secara daring melalui gmeet yang diakses di LMS. Instrukturnya yaitu Yummy Pilipus Markus Pedjaga, beliau memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang Visi Guru Penggerak dan manajemen perubahan dengan model Inkuiri Apresiatif BAGJA.
Pada tanggal 14 Mei 2024, saya mulai melaksanakan aksi nyata sesuai dengan Visi saya yaitu “terampil berteknologi dan berwawasan luas dengan mutu yang unggul dilandasi iman dan taqwa melalui prakarsa perubahan “memperkenalkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilandasi iman dan taqwa. Tahapan dalam melakukan aksi nyata ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan saya berdiskusi dengan kepala sekolah dan rekan guru untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi. Pada tahap pelaksanaan, siswa sangat antusias menggunakan akun belajar.id untuk mengakses Canva dan membuat poster digital melalui aplikasi canva yang sudah diinstal pada gawainya. Meskipun berhasil meningkatkan minat siswa, beberapa kendala muncul seperti keterbatasan perangkat dan performa gawai yang lamban.
Pada tanggal 21 Mei 2024, dalam kegiatan diskusi kelompok, saya bersama kelompok saya yang terdiri dari Abdul Rokhim, Muhammad Ikhwan Adiyanto, dan Titin Sugiarti, berdiskusi secara daring dalam ruang kolaborasi modul 1.4 tentang Budaya Positif. Diskusi berlangsung dengan baik dan sangat kolaboratif, semakin memperkaya pemahaman kami tentang materi tersebut. Di hari berikutnya, kelompok kami mempresentasikan hasil diskusi di hadapan kelompok lain dan berjalan lancar, meskipun waktu yang terbatas membatasi eksplorasi lebih lanjut. Namun keterbatasan waktu tersebut dapat diantisipasi dengan memanfaatkan fitur ruang diskusi yang tersedia di dalam LMS.
2. Examination
Dari serangkaian kegiatan ini, saya membandingkan pengalaman yang dialami dengan tujuan yang telah direncanakan. Permainan kelompok pada kegiatan lokakarya sangat efektif dalam melatih kekompakan, kerja sama, dan kepemimpinan. Dalam Lembar Kerja (LK) yang dibagikan oleh Pengajar Praktik, Identifikasi dan pemetaan komunitas praktisi dapat memberikan wawasan baru dalam mengelola komunitas untuk pengembangan profesional; yaitu dimulai dari merintis, memenumbuhkan, hingga merawat keberlanjutan komunitas praktisi.
Sesuai dengan instruksi tugas di LMS Visi Guru Penggerak dan Manajemen Perubahan model BAGJA, manajemen perubahan BAGJA tersebut berhasil dijalankan, meskipun ada tantangan dalam adaptasi awal. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran berjalan dengan baik dan meningkatkan minat siswa, namun ada hambatan terkait ketersediaan perangkat dan kualitas imajinasi siswa dalam membuat poster digital dibandingkan saat membuat secara manual.
Kemudian diskusi dan presentasi tentang Budaya Positif sangat membantu memperdalam pemahaman, meskipun waktu terbatas untuk eksplorasi lebih lanjut yang dari hal ini kami dapat memanfaatkan fitur LMS yaitu pada tab ruang diskusi.
3. Articulation of Learning
Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa permainan kelompok dapat meningkatkan kekompakan, kerja sama dan keterampilan kepemimpinan. Mengelola komunitas praktisi dapat memberikan dukungan yang signifikan untuk pengembangan profesional. Model manajemen perubahan BAGJA efektif dalam penerapan visi guru penggerak.
Melalui visi saya, integrasi teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan keterlibatan siswa, meskipun harus mengatasi beberapa kendala-kendala teknis yang disebutkan diatas.
Pada kegiatan kolaborasi dan diskusi kelompok dapat memperkaya pemahaman tentang budaya positif dan pentingnya adaptasi dalam proses pembelajaran, mengetahui posisi kontol guru dalam menghadapi masalah siswa, yaitu posisi penghukum dan posisi pemberi rasa bersalah yang harusnya dapat dihindari oleh guru, posisi teman dan posisi pemantau yang dapat ditingkatkan pada posisi terbaik yang bisa diterapkan guru dalam menghadapi masalah pada murid, yaitu posisi manajer. Pada posisi manajer, penerapan segitiga restitusi adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan guru dalam upaya pemecahan masalah yang lebih baik.
Untuk perbaikan di masa mendatang, saya berencana memperkuat aspek komunikasi dan meningkatkan kerja sama di sekolah dan melatih kepemimpinan diri untuk bisa lebih patuh, loyal dan bertanggungjawab pada kinerja.
Saya akan terus aktif dalam komunitas praktisi, membangun dan mengembangkan komunitas praktisi, dan mencari peluang baru untuk pengembangan profesional dan kompetensi diri dan orang lain.
Saya juga akan mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran dengan memperbaiki infrastruktur dan mencari solusi bagi siswa yang tidak memiliki perangkat yang memadai. Selain itu, saya akan memanfaatkan lebih banyak sumber daya dan waktu untuk diskusi kelompok agar dapat mengeksplorasi materi dengan lebih mendalam.
Penerapan pendekatan yang lebih efektif dan kreatif dalam penggunaan teknologi juga akan dilakukan agar siswa dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka dengan lebih baik.
Demikian jurnal refleksi yang saya sajikan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi bagi semua. Aamiin. Salam Guru Penggerak; Tergerak, Bergerak, Menggerakkan. Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ini telah dipublikasikan di Blog saya yaitu di JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE-4
Saya Abdul Rokhim, Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Tahun 2024 Kabupaten Brebes. Pada kesempatan ini saya akan menyajikan jurnal refleksi dwi mingguan saya dalam mengikuti program pendidikan Guru Penggerak.
Model jurnal yang saya gunakan disini adalah Model DEAL (Description, Examination, and Articulation of Learning) yang dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Sedikit penjelasan mengenai jurnal model DEAL yaitu:
- Description: berisi tentang deskripsi/gambaran pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana);
- Examination: berisi analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya;
- Articulation of Learning: berisi mengenai penjelasan tentang hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang.
Baiklah, berikut ini adalah jurnal refleksi dwi mingguan saya yang dikemas dengan menggunakan model DEAL tersebut.
1. Description
Serangkaian kegiatan Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 Tahun 2024 Kabupaten Brebes tengah berlangsung. Pada tanggal 5 Mei 2024, saya mengikuti kegiatan lokakarya 1 bertempat di SMA Negeri 2 Brebes. Kegiatan Lokakarya ini dipandu oleh 3 Pengajar Praktik yang diantaranya adalah Ibu Eri Yulianti dengen peserta sebanyak 18 Calon Guru Penggerak dari masing-masing Pengajar Praktik. Kegiatan ini dimulai dengan permainan kelompok untuk melatih kekompakan dan kepemimpinan. Permainan ini melibatkan tiga anggota pada setiap kelompoknya, di mana dua anggota di depan matanya ditutup dan diarahkan oleh anggota ketiga tanpa bersuara. Meskipun komunikasi dalam permainan ini tanpa suara, kegiatan ini berhasil meningkatkan semangat dan kerja sama tim.
Selanjutnya, kami belajar tentang Komunitas Belajar/Komunitas Praktisi. Saya mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang telah diikuti, serta mengevaluasi peran dan manfaatnya bagi pengembangan profesional saya dan anggota komunitas yang lainnya. Pada sesi ini, saya belajar tentang cara merintis, menumbuhkan, dan merawat keberlanjutan komunitas praktisi supaya bisa mengaktifkan dan memanfaatkan komunitas praktisi dengan baik dan efektif.
Kemudian pada tanggal 8 Mei 2024, kegiatan Elaborasi Pemahaman dilaksanakan secara daring melalui gmeet yang diakses di LMS. Instrukturnya yaitu Yummy Pilipus Markus Pedjaga, beliau memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang Visi Guru Penggerak dan manajemen perubahan dengan model Inkuiri Apresiatif BAGJA.
Pada tanggal 14 Mei 2024, saya mulai melaksanakan aksi nyata sesuai dengan Visi saya yaitu “terampil berteknologi dan berwawasan luas dengan mutu yang unggul dilandasi iman dan taqwa melalui prakarsa perubahan “memperkenalkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilandasi iman dan taqwa. Tahapan dalam melakukan aksi nyata ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan saya berdiskusi dengan kepala sekolah dan rekan guru untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi. Pada tahap pelaksanaan, siswa sangat antusias menggunakan akun belajar.id untuk mengakses Canva dan membuat poster digital melalui aplikasi canva yang sudah diinstal pada gawainya. Meskipun berhasil meningkatkan minat siswa, beberapa kendala muncul seperti keterbatasan perangkat dan performa gawai yang lamban.
Pada tanggal 21 Mei 2024, dalam kegiatan diskusi kelompok, saya bersama kelompok saya yang terdiri dari Abdul Rokhim, Muhammad Ikhwan Adiyanto, dan Titin Sugiarti, berdiskusi secara daring dalam ruang kolaborasi modul 1.4 tentang Budaya Positif. Diskusi berlangsung dengan baik dan sangat kolaboratif, semakin memperkaya pemahaman kami tentang materi tersebut. Di hari berikutnya, kelompok kami mempresentasikan hasil diskusi di hadapan kelompok lain dan berjalan lancar, meskipun waktu yang terbatas membatasi eksplorasi lebih lanjut. Namun keterbatasan waktu tersebut dapat diantisipasi dengan memanfaatkan fitur ruang diskusi yang tersedia di dalam LMS.
2. Examination
Dari serangkaian kegiatan ini, saya membandingkan pengalaman yang dialami dengan tujuan yang telah direncanakan. Permainan kelompok pada kegiatan lokakarya sangat efektif dalam melatih kekompakan, kerja sama, dan kepemimpinan. Dalam Lembar Kerja (LK) yang dibagikan oleh Pengajar Praktik, Identifikasi dan pemetaan komunitas praktisi dapat memberikan wawasan baru dalam mengelola komunitas untuk pengembangan profesional; yaitu dimulai dari merintis, memenumbuhkan, hingga merawat keberlanjutan komunitas praktisi.
Sesuai dengan instruksi tugas di LMS Visi Guru Penggerak dan Manajemen Perubahan model BAGJA, manajemen perubahan BAGJA tersebut berhasil dijalankan, meskipun ada tantangan dalam adaptasi awal. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran berjalan dengan baik dan meningkatkan minat siswa, namun ada hambatan terkait ketersediaan perangkat dan kualitas imajinasi siswa dalam membuat poster digital dibandingkan saat membuat secara manual.
Kemudian diskusi dan presentasi tentang Budaya Positif sangat membantu memperdalam pemahaman, meskipun waktu terbatas untuk eksplorasi lebih lanjut yang dari hal ini kami dapat memanfaatkan fitur LMS yaitu pada tab ruang diskusi.
3. Articulation of Learning
Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa permainan kelompok dapat meningkatkan kekompakan, kerja sama dan keterampilan kepemimpinan. Mengelola komunitas praktisi dapat memberikan dukungan yang signifikan untuk pengembangan profesional. Model manajemen perubahan BAGJA efektif dalam penerapan visi guru penggerak.
Melalui visi saya, integrasi teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan keterlibatan siswa, meskipun harus mengatasi beberapa kendala-kendala teknis yang disebutkan diatas.
Pada kegiatan kolaborasi dan diskusi kelompok dapat memperkaya pemahaman tentang budaya positif dan pentingnya adaptasi dalam proses pembelajaran, mengetahui posisi kontol guru dalam menghadapi masalah siswa, yaitu posisi penghukum dan posisi pemberi rasa bersalah yang harusnya dapat dihindari oleh guru, posisi teman dan posisi pemantau yang dapat ditingkatkan pada posisi terbaik yang bisa diterapkan guru dalam menghadapi masalah pada murid, yaitu posisi manajer. Pada posisi manajer, penerapan segitiga restitusi adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan guru dalam upaya pemecahan masalah yang lebih baik.
Untuk perbaikan di masa mendatang, saya berencana memperkuat aspek komunikasi dan meningkatkan kerja sama di sekolah dan melatih kepemimpinan diri untuk bisa lebih patuh, loyal dan bertanggungjawab pada kinerja.
Saya akan terus aktif dalam komunitas praktisi, membangun dan mengembangkan komunitas praktisi, dan mencari peluang baru untuk pengembangan profesional dan kompetensi diri dan orang lain.
Saya juga akan mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran dengan memperbaiki infrastruktur dan mencari solusi bagi siswa yang tidak memiliki perangkat yang memadai. Selain itu, saya akan memanfaatkan lebih banyak sumber daya dan waktu untuk diskusi kelompok agar dapat mengeksplorasi materi dengan lebih mendalam.
Penerapan pendekatan yang lebih efektif dan kreatif dalam penggunaan teknologi juga akan dilakukan agar siswa dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka dengan lebih baik.
Demikian jurnal refleksi yang saya sajikan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi bagi semua. Aamiin. Salam Guru Penggerak; Tergerak, Bergerak, Menggerakkan. Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ini telah dipublikasikan di Blog saya yaitu di JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE-4
Comments
Post a Comment